Senin, 19 Januari 2009

mBah Bejo Bingung Lulusan SMK Nganggur

Pagi ini seperti biasanya mBah Bejo jalan-jalan pagi. Kegiatan ini selalu dialkukannya hampir disetiap pagi harinya kecuali ada hal-hal yang tidak bisa dihindari. mBah Bejo sebenarnya sudah cukup tua tapi semangatnya masih sangat membara, apalagi jika menyangkut masalah pendidikan. Seleranya juga wah, pokoknya yang berbau muda. Tak heran jika banyak orang yang selalu mengatakan bahwa mBah Bejo selelu kelihatan lebih muda dari umurnya.
Sambil berjalan agak dipercepat, mBah Bejo ingin sekali segera samapi di pos kesayangannya (alun-alun kota Batu). Biasanya sesampainya di pos, si mBah seringkali pinjem koran sambil menikmati hangatnya mentari pagi. Yang dipinjem itu korannya si penjual koran yang setiap pagi menjajakan korannya di seputaran alun-alun. Belum sampai di alun-alun, si mBah berhenti melangkah ketika matanya menangkap sepotong koran yang berjudul cukup mengagetkannya, "Lulusan SMK Terbanyak Nganggur". Sedikit terbelalak, kaget, heran dan tidak karuanlah pikirannya, bukankah sekarang pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) sedang gencarnya melaksanakan program pengembangan SMK, lha kalau lulusan SMK jadi pengangguran terus bagaimana. Bukankah SMK adalah sekolah mencari kerjaan, si mBah tak habis pikir. 
Dipungutlah potongan koran tersebut , dibaca oleh si Mbah dengan teliti sambil terengah-engah karena kecapekan. Berita tersebut ternyata bersumber dari data terbaru BPS Jatim (hasil surve Agustus 2008). Menurut data tersebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) terbanyak berasal dari lulusan SMK, sedangakan Lulusan SMA tingak penganggurannya lebih rendah dibandingkan SMK. 
Pengangguran di Jatim yang lulusan SMK mencapai 16,94%, SMA 12,99%, Universitas 10,83%, Diploma 10,42%, SMP 7,71%, SD 2,86%. Pengangguran keseluruan di jatim sebesar 6,42% dari 20,18 juta angkatan kerja atau sebanyak 1,3 juta orang.
Mbah pikir sepertinya karakter atau tingkat pendidikan tidak selalu berhubungan dengan kesempatan kerja yang didapat. Menurut data yang dihimpun BPS tersebut, lulusan SD sangat banyak terserap lapangan pekerjaan informal seperti pertanian, pertanian yang cukup dominan di Jatim.
Akan tetapi yang membuat mBah Bejo lega adalah walaupun tingkat pengangguran dari lulusan SMK adalah tertinggi akan tetapi faktanya ada penurunan di dandingkan tahun 2007. Pada tahun 2007 jumlah pengangguran lulusan SMK sebanyak 21,74 % atau 1,37 Juta. Coba bandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 1,3 juta.
Masih dari koran yang sama, Pak Joko Direktur PSMK menyatakan keraguannya mengenai data  BPS Jatim tersebut. Menurut Pak Joko, hampir 50% lulusan SMK tahun ajaran 2007/2008 langsung terserap lapangan kerja/ perusahaan-perusahaan. Beliau memperkirakan 70% lulusan SMK segera terserap oleh dunia kerja, 20% kuliah dan 10% bisa jadi berwiraswasta atau belum mendapatkan pekerjaan.
Weleh-weleh ...... begitu kata si mBah Bejo, dibuangnya koran tersebut ke tempat sampah dan ia melanjutkan perjalanan ke alun-alun.